Air
Air : 65-69 %
berat sel
Pelarut senyawa ionik dan
netral, dapat mengalami ionisasi
Mempengaruhi disosiasi makro
molekul
· Komponen
struktural & fungsional sel
Ex : suatu agar-agar yang
sudah menjadi gel airnya menguap maka tekanan turgornya akan berkurang.
Demikian juga pada manusia. Kalau pada anak-anak yang diare kulitnya jika
ditekan akan cekung dan susah kembali.
· Mengatur
suhu tubuh (penguapan paru & kulit)
Ex: jika anda berada tempat
yang panas maka akan berkeringat.
Air masuk harus disertai
dengan gula dan garam
Air tubuh total
1. Ekstraseluler, komposisi
konstan
2. Cairan intraseluler
Cairan ekstraseluler :
1. Plasma terdapat di dalam darah
2. Cairan interstitiel.
Menggenangi sel dalam jaringan. Plasma dan cairan interstitiel saling bercampur
lewat pori kapiler pembuluh darah, difusi, prosesnya adalah fisikokimia
3. Cairan pada jaringan ikat
padat, tulang kartilago, jaringan pengikat. Pertukaran air & elektrolit
lambat. Tulang itu terlihat padat tetapi sebenarnya ada pertukaran air dan
elektrolit.
Cairan interseluler :
Cairan
transseluler, termasuk cairan interseluler. Cairan yang terbentuk aktivitas
sekretoris dari kelenjar ludah, pankreas, hati, empedu, dll.
Asupan &
Hilangnya air tubuh à keduanya harus sama atau seimbang. Jika tidak maka akan terjadi dehirasi
dan overhidrasi
Asupan air : Makanan
(makanan yang mengandung air) & air metabolik (air yang yang dihasilkan
oleh oksidasi tubuh berasal dari proses katabolisme)
Hilangnya
air : kulit (menjaga suhu tubuh), paru, ginjal, usus
Masukan air
2.500 ml/hari, air minum 1.200-1.500 ml/hari, makanan 770-1.000 ml/hari, air
metabolik (air yang dihasilkan metabolisme dalam tubuh) tergantung pada laju
metabolik masing-masing. Jumlah masukan air tergantung pada aktifitas fisik
seseorang.
Komposisi elektrolit cairan
tubuh
1. Cairan interstisiel, elektrolit cairan
interstisiel sama dengan plasma kecuali protein.
Protein plasma berfungsi
mempertahankan tekanan osmosis terutama albumin, sebagai pengangkut albumin.
Jumlah air tubuh kira-kira
tetap, distribusi berubah-ubah. Gerakan/perpindahan diarahkan ke arah tekanan
osmotik. Tekanan osmotik dikarenakan ada perbedaan konsentrasi.
Bahan yg terdapat dlm cairan
tubuh :
1. Elektrolit terutama K dan Na
Na dan K mempengaruhi retensi
dan distribusi air tubuh. Gerakan dipengaruhi oleh perubahan kadar elektrolit
dan tekanan osmotik pada masing-masing sisi.
Na = tulang punggug
cairan ekstraseluler
K = tulang
punggug cairan intrsaseluler
2. Bahan organik dengan
molekul besar (protein)
Penting dalam pertukaran air
antara darah & cairan interstitiel. Terutama pemindahan air dari kompartemen
yang satu ke lainnya (bukan air tubuh total)
Kopartemen adalah
jaringan. Jaringan adalah kumpulan sel yang disatukan dengan matriks
ekstraseluler. Fungsi tiap sel pada jaringan berbeda-beda. Sebagai contoh darah
merupakan salah satu jaringan yang komponen ekstraselulernya adalah plasma
darah.
3. Senyawa organik bermolekul
kecil (glukose, urea, dan asam amino)
Tidak penting dalam pengaturan distribusi. Mempengaruhi air tubuh total.
4. Senyawa organik lain
Dehidrasi
Gangguan keseimbangan air
& elektrolit
1. Air hilang, masukan kurang. Jika air yang hilang
lebih banyak dari elektrolit – cairan ekstraseluler menjadi lebih pekat dan
hipertonis dari air intraseluler.
Ex: ditempat panas, air akan
cepat hilang, orang yang bekerja keras di suasana pabrik yang panas maka air
dari sel akan keluar terjadi dehidrasi intraseluler.
Air dari sel keluar – dehidrasi intraseluler - haus, lidah kering, koordinasi
hilang, urine pekat & sedikit.
Gejala dehidrasi pada bayi : ubun-ubun cekung, mata cekung, dan tidak ada urine
sama sekali.
Haus merupakan gejala yang subyektif sehingga tidak dapat diterapkan pada semua
orang.
Pengobatan : minum air atau dekstrose (par intra) – sampai gejala hilang. Gejala
hilang apabila anak sudah mengeluarkan urine.
2. Defisit
elektrolit overhidrasi
Defisit elektrolit ekstrasel. Na menyebabkan hipertonisitas intraseluler. Air
masuk sel udem (sel membengkak) intraseluler - pengurangan cairan ekstraseluler,
tekanan darah turun, sirkulasi lambat, fungsi ren terganggu, terjadi komplikasi
serius (PVC à hematokrit
adalah volume darah yang dimampatkan dan protein naik, NaCl plasma turun)
Koreksi dehidrasi – hilangnya cairan dari alat pencernaan bagian atas :
Obstruksi usus bagian atas, stenosis pylorus
stenosis pylorus à muntah,
penyedotan cairan lambung. Larutan klorida dapat diberikan parenteral,
perhatikan penggantian K. Cairan & elektrolit dari usus banyak mengandung
Na & bikarbonat – relatif kelebihan ion Cl dan ion HCO3.
Perbaikan dengan pemberian 2/3 larutan garam fisiologis dan 1/3 larutan natrium
laktat (intravena). Kenapa harus natrium laktat ? karena buffer juga harus
diperhatikan.
Sebab-sebab dehidrasi :
1. DM
Pada
penderita diabetes mellitus, urine yang dihasilkan banyak.
Sebabnya
tekanan osmosis, nilai ambang ginjal apakah kadar gulanya sebesar itu dapat
direabsorpsi, jika tidak dapat direabsopsi maka gula tersebut akan dikeluarkan
melalui urine dengan pelarutnya.
2. Penyakit Adison
Gangguan hormonal
3. Uremi
4. Kebakaran luas dan shock
Cairan rusak maka cairan akan
keluar
Dehidrasi = 8-12 % pengurangan
berat badan
Metabolisme Mineral
1. Makronutrien (principle
element)
Kalsium, fosfor, natrium, kalium, litium, fluorida, sulfur
2. Trace element
Esensiil / harus ada : besi
(fe), tembaga (Cu), I (Iodin), Mn, Co, Zn, F, Mo, Se, Cr.
Posible essensiil / tidak harus ada : nikel, silikon, Tin (timah), vanadium.
Non essensiil / bukan berarti beracun : aluminium, B, Cd
Beracun : antimoni, arsen,
emas, merkuri, rubidium, perak, titanium
Makronutrien (principle
element)
Kalsium
Berat badan
70 kg, kalsium=1.200 g. 99 % dalam skleton, sebagai kalsium fosfat karena dlm
jaringan lunak. Sebagian kecil dlm cairan tubuh sebagai ion (penjedalan darah,
ekstabilitas otot jantung dan saraf, permeabilitas membran, reaksi enzimatik,
pengaturan sekresi hormon peptid tertentu).
Dalam tulang
– hidroksi apatit, kalsium fosfat amorf. Ca dalam keadaan seimbang dinamis,
yang makin tua makin lambat. Orang dewasa laki-laki normal 700 mg Ca keluar
masuk tulang. Osteocalcin = protein pengikat Ca, BM = 6.800 mengandung 3 Mol
Gamma Karboksiglutamat / Mol
1 Mol
Osteocalcin mikrokristal hidroksi apatit.
Osteocalcin
berperan dalam mineralisasi tulang (keadaan patologis jaringan lunak)
Kebutuhan :
18 tahun >800 mg/hari, hamil trimester 2 dan 3 1.200 mg/hari, anak-anak
kurang 1 tahun 360-540 mg/hari. Paling relative adalah anak- anak kurang dari 1
tahun. Maksudnya relatif adalah dihitung per 1kg berat badan.
Garam
kalsium sebagai tambahan: -karbonat, -laktat, -glukonat, -fosfat
Yang
merupakan senyawa organik adalah laktat dan glukonat. Senyawa organik adalah
proses biokimia tubuh (metabolisme anaerob)
Kadar Ca
darah yang tinggi – kasifikasi jaringan lunak, idiopatik pada anak-anak,
hiperkalsi uri pada batu ginjal, kalsifikasi metastatic (pembentukan garang
kalsium tidak pada tempatnya misalnya batu ginjal). Pengurangan asupan kalsium
Adsorbsi kalsium
Merupakan adsorbsi dan
transporsi aktif. Diatur oleh kalsitriol, yang produksinya dari vitamin D
melibatkan hepar & ren. –dipermudah oleh laktose dan protein. Diet protein
tinggi 15 % Ca diabsorbis proterin rendah 5 %. Makin sedikit alkalis makin
larut. Flora asidofilik atau laktobasili, menurunkan pH, menguntungkan absorbsi
ion kalsium.
Vitamin D disebut
juga kalsitriol, tidak digongkan sebagai vitamin.
Hambatan absorbsi
Fitat (pada kedelai), Oksalat
(pada sayur bayam yang memiliki kristal oksalat), Fosfat membentuk garam tidak
larut; asam lemak membentuk garam (sabun yg tidak larut)
Metabolisme diatur oleh hormon
paratiroin dan calcitonin.
Ca darah terutama dalam
plasma, ada 3 bentuk (fraksi)
1.
Ion (difusible)
2.
Terikat protein (non difusible)
3.
Garam sitrat (dlm jumlah kecil)
Satu sama
lain dlm keadaan seimbang.
Pada pH 7,35
suhu 37’ C. Kalsium bebas dlm serum 4,97-5,87 % dari total, bila kurang –
tetani.
Rasio Ca : P
penting dalam penulangan
Ca X P
(dalam mg/dl) – 50. Dalam rickets produk lebih rendah dari 30.
Ekskresi
Lewat urine
sedikit, 200 mg. 70-90 % Ca lewat faeces, sesuai asupan (yang tidak mengalami
absorpsi). Kehilangan lewat keringat 15mg/hari. Kerja fisik berat – lewat
keringat meningkat.
Diet dengan
600 gr protein meningkatkan ekskresi Ca urine 8x.
Keadaan disease (sakit)
a. Berhubungan
dgn paratiroid
Hipertiroid (hiperaktif,
hiperplastis adenomatous) mengakibatkan hiperkalcemi (12-22 mg/dl).
Hipofosfatemi reabsorpsi fosfat ren turun, aktivitas fosfatase naik, kalsium
urin dan fosfat berasal dari dekalsifikasi tulang & terjadi hemokonstrasi
& dehidrasi.
(Ca:P dipertahankan).
Pengambilan kelenjar
paratiroid, Ca plasma total turun. Hipoparatiroid – Ca < 7 mg/dl.
P naik dan P urin turun. Ca
urin sangat rendah.
b. Osteoporosis
Tidak ada hubungan antara hilangnya tulang dan asupan kalsium. Ada kemungkinan
asupan protein tinggi terkait dengan asupan kalsium rendah. Patogenesis
osteoporosis dapat disebabkan hilangnya kalsium. Bermakna kalau asupan protein
tinggi.
Kalau situasi ini berlanjut
dapat hilangkan kalsium dlm tubuh.
c. Rickets
Kegagalan kalsifikasi tulang, kurang vit. D dalam tubuh, Ca & P dlm diit
kurang, atau kombinasi. Kadar fosfat serum rendah atau normal, Ca tetap normal
atau rendah. P & Ca faeces tinggi (absorpsi kurang), Ca & P dalam urin
rendah, aktivitas fosfatase alkalin naik.
d. Renal rickets (familial
hypophosfatemik rickets, Xlinked dominant threat)
Absorpsi kalsium kurang, deposisi kalsium dalam tulang kurang.
e. Penurunan Ca serum : dalam
penyakit ren berat banyak Ca hilang lewat urin, malabsorpsi, tidak ada gejala
klinik semata-mata karena kekurangan asupan kalsium.
Fosfor
Fungsi ada
dalam setiap sel (80% dari total), sebagai garam kalsium dalam tulang &
gigi. 10 % bergabung dengan protein lipid, karbohidrat, dan senyawa dalam darah
& otot. 10 % sebagai bermacam-macam senyawa kimia.
Hampir terdapat dalam semua bahan makanan. Distribusi hampir sama dengan Ca.
berbagai Ca:P dapat ditoleransi bila vit. D cukup. Ca:P pada susu sapi 1,2:1 ,
ASI 2:1
Anjuran pd
anak Ca:P 1,5:1
Metabolisme
P terkait dgn metabolisme Ca. Asupan optimal bila 1:1 kalau vit. D cukup.
Peningkatan metabolisme karbohidrat, kebutuhan P meningkat – P serum turun
sementara. Retensi P merupakan sebab Asidosis pada penyakit ren berat. Juga
retensi P menurunkan Ca serum.
Magnesium
21 gr dalam
tubuh, 70% bersama kalsium Ca & P dalam tulang. Lainnya di jaringan lunak
& cairan tubuh. Diperoleh dari padi-padian, kacang, coklat, seafood, ASI.
Alkohol meningkatkan hilangnya Mg dari tubuh. Kekurangan Mg timbulkan gangguan fungsi
otot dengan tremor, kejang.
Kebutuhan
laki-laki 200 – 700 mg/hari.
Telah
ditemukan adanya Antagonis antara Mg & Ca.
Natrium
Kation utama
cairan ekstraseluler.
Mempertahankan
tekanan osmotik, melindungi hilangnya cairan berlebihan.
Memelihara
otot yang normal & permeabilitas sel. Kebutuhan NaCl 5-15gr/hari sesuai
dengan yg hilang (kerja berat, lingkungan panas & demam)
Untuk orang
hipertensi dianjurkan asupan NaCl < 1gr/hari.
Selain garam
NaCl terdapat di dalam makanan kubis, wortel, telur, susu, kacang, bayam, dll.
Ekskresi 95%
lewat urine.
Metabolisme
dipengaruhi oleh hormon steroid ardenokortikal. Keadaan klinik & kekurangan
natrium (banyak yang hilang dari diare, penyakit ginjal, urinedrasi). Kenaikan
kadar natrium (hipernatrium) jarang. Terjadi pada adrenal korteks hiperaktif
(penyakit Cushing). Sesudah pemberian ACTH, kortison, deoksicorticosteron
maupun hormon kelamin meningkatkan kadar Na kecuali kalo disertai retensi air.
Sebagian
besar disebabkan oleh diabetes insipidus. Kadang-kadang juga pada berkeringat
banyak.
Kalium
Sebagai
kation utama intraseluler sangat penting dalam cairan ekstraseluler karena
mempengaruhi aktivitas otot, terutama otot jantung.
Berperan
dalam keseimbangan asam-basa dan tekanan osmotik. Diperlukan untuk aktivitas
enzim-enzim termasuk enzim glikolitik piruvat dihidrogenase.
Sumber :
daging & sayur-sayuran.
Pompa
Natrium – Kalium
Pemindahan
glukose ekstra perbedaan kadar Na dan K dalam kompartemen yang dibatasi membran
sel dipertahankan oleh aktivitas pertukaran Na yang Na keluar dengan ion K yang
memerlukan energi.
Litium
Distribusinya
antara ruang ekstraseluler & intraseluler merata.
Cl
Fungsi
sebagai NaCl : berperan dalam pengendalian tekanan osmotik dan keseimbangan
asam-basa.
Sulfur
Terdapat di
seluruh sel sebagai komponen protein atau asam amino.
Trace element
Besi
Merupakan
bagian dari Hb, mioglubin, sitokrom, katalase dan peroksidase. Kecuali itu
sebagai besi nonhene (NADH & subsinat DH)
Kebutuhan < 100 mg/hari
Faktor yang
mempengaruhi absorpsi.
HCl lambung,
bahan pereduksi dlm makanan, gugus SH, vit. C merubah ferri menjadi ferro yang
mudah larut sehingga mudah diabsorpsi. Yang menghambat absoprsi : fosfat,
vitat, oksalat. Absorpsi terutama di lambung & usus halus. Mekanisme
absorpsi ada pengendalian absorpsi besi di usus.
Teori
protein pengikat besi apoferritin dalam mukosa sel.
Ion ferro
dalam mukosa sel menjadi ferri yang dengan apoferritin membentuk ferritin.
Apoferitin
membatasi asupan besi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar